dalam satuan waktu tak tersentuh:

Nafaspun berjalan di jalan setapak yang tercipta oleh dua tembok besar kepentingan dunia. apa yang dia dapat hanya udara-udara toleransi dari prinsip diri manusia. "apa kepentinganmu?" seakan suara keluar dari tiap guratan kasar tembok itu. kau robohkan tembok itu kah?, karena dia yang membuatkan jalan buatmu selama ini. taman indah dengan bidadari yang kelak menghasilkan anak-anak sholeh sholehan menatap dari jauh. ketika mata mendengar keributan tentang arti kehidupan. ketika telinga melihat bisikan-bisikan yang sebenarnya kamu tau kebenarannya. semua harus telewati karena itulah kehidupan. kehidupan yang memberi airmata, yang memberi senyuman, yang memberi harapan ato bahkan yang bisa menenggelamkanmu dalam lautan yang mereka sebut keangkuhan dan keegoisan. (D:3:20)



"yanx..yaanx...bangun..udah jam delapan tuh..katanya mo makan..?", suara lirih terdengar. hmm.hah..jam berapa nih?!?..berapa jam aq tertidur barusan?!?..aq g nulis apa" kan tadi?!?..*tersadar dengan setengah nyawa. "hmm.., ya dah kita makan trus aq anter kamu pulang yah.." arrghh.., apa yang membuatku tertidur mungkin karena kecapekan dengan pikiranku akhir"ni.