Kemarin, Selasa (27/5) aq dah beberapa rekan kantor jalan-jalan di jam kerja. Bukanny males kerja, tapi berhubung ada pemadaman listrik dari pagi sampek jam4 sore dari PLN. Jadilah kita jalan” sekalian bu Evi (Office Manager) nyari tempat untuk acara EGM (Expert Group Meeting) minggu depan. Setelah mampir makan siang di daerah lempuyangan, mampirlah kita ke Jogja Gallery yang berada di salah satu sudut Alun” Utara Yogyakarta.

Dan kebetulan di Jogja Gallery ada Pameran Seni Visual memperingati 100th Kebangkitan Nasional. Pameran yang mangambil tajuk “SETELAH 20 MEI” ini menampilkan lukisan dan karya” seni visual lainnya dari kurang lebih 70 perupa/artists/seniman bangsa.

Sepii..!!, itu yang mungkin bisa aq katakan sewaktu aq berada didalam gallery. Karena saat itu hanya aq dan teman”q saja yang berkeliling menikmati karya seni visualnya. Semoga ini tidak mencerminkan semangat nasionalisme yang ada dibangsa kita sekarang. Karena pada kenyataannya tidak semua anak bangsa tertarik dengan sejarah bangsany. Berbagai karya penuh makna tercermin dari goresan kuas diatas kanvas yang dipajang disisi tembok ruangan. Semua melukiskan tentang konflik sejarah dan problem bangsa saat ini.

Salah satunya adalah karya Ruslan yang mengangkat tema Problem dan Konflik Bangsa. Karya yang diberi judul Tanpa Batas II ini menerangkan bagaimana problematika dan konflik yang terjadi sekarang membuat para generasi muda bingung dalam mengarungi hidup. Gaya hidup yang hedonistis menjadi musuh modern bangsa kita. Dan menurut Ruslan salah satu jembatan yang dapat menyelamatkan sebuah bangsa adalah pendidikan. Ruslan mengibaratkan tali tampar sebagai cerminan jalan panjang yang ringkih yang harus dilalui para generasi muda saat ini.

Pameran Seni Visual, Jogja Gallery "Setelah 20 Mei": 20 Mei - 12 Juni 2008