Fiuh.., g kerasa sudah masuk di pertengahan bulan puasa yah. Kalo berbicara tentang pertengahan bulan Ramadhan, pasti kita akan ingat tentang satu moment mulia yang terjadi disaat itu. Malam dimana diturunkannya Al-Quran yang dikenal dengan malam Lailatul Qadr, yaitu suatu malam yang penuh dengan kemuliaan.


Hmm., kebetulan tema ini yang diangkat waktu kultum sebelum tarawih di masjid Istiqomah deket kos. Yah., aq coba untuk menceritakan kembali apa yang malam itu terecord dalam benak aq. Itung-itung cuman untuk mengingatkan aq sendiri tentang sekelumit sejarah agama. Point khusus yang diangkat pada malam itu adalah tentang "Hikmah turunnya Al-Quran secara bertahap".

Al-Quran diturunkan untuk memberi petunjuk-petunjuk dalam menghadapi persoalan/masalah yang terkait dengan akidah, syariah dan akhlak. Dan menurut sejarah, turunnya Al-Quran dapat dibagi menjadi 3 periode. Pertama, turunnya wahyu pertama kepada Muhammad saw sebelum menjadi Rasul. Kedua, pada zaman-zaman jahiliah dimana ayat-ayat yang turun lebih mengandung tentang keimanan misal pemahaman-pemahaman mengenai keesaan Tuhan dan seputar adanya hari kiamat. Ketiga, zaman-zaman dimana umat islam sudah mulai masuk di zaman yang lebih beradab (zaman Madaniyah).

Lalu mengapa Al-Quran diturunkan secara bertahap?, ada beberapa hikmah atau alasan diantaranya. Salah satu alasan diturunkannya Al-Quran secara bertahap adalah untuk mengokohkan hati Rasul saw. Karena wahyu yang diturunkan pada setiap kejadian itu akan lebih memperteguh kepercayaan dalam hati dan memperkuat inayah Allah SWT. Disamping itu, hikmah yang lain adalah secara bertahap akan memudahkan kaum muslimin untuk lebih mudah dalam menghafalkan dan memahami serta mengamalkannya.

Kalo kita telusuri lebih detil lagi, masya allah.. betapa indah dan lembutnya Al-Quran itu. Proses penurunan secara bertahap itupun memang disesuaikan dengan zaman umat-umat pada kala itu, karena memang pada dasarnya Islam adalah agama yang mudah dan sesuai dengan fitrah manusia. Allah SWT menghendaki kemudahan kepada umat manusia dan tidak menghendaki kesusahan diantara mereka. So, Al-Quran diturunkan untuk membimbing manusia kepada kemudahan dengan jalan yang mudah pula.

Turunnya ayat-ayat waktu itupun memang diatur sedemikian rupa agar tidak dirasa memberatkan bagi umat. Pak ustadz pada malam itu juga memberikan satu contoh yang paling jelas tentang hikmah turunnya Al-Quran secara bertahap, yaitu: turunnya ayat-ayat dalam rangka pembentukan tasyri tentang diharamkannya khamr (minuman keras). Bahwa ayat-ayat yang turun tidak langsung secara tegas melarang/mengharamkan khamr, melainkan dilakukan secara bertahap seperti ini: Pertama, turun firman Allah SWT di surat An Nahl:67 yang artinya "Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rizki yang baik". Kemudian turun firman Allah SWT yang selanjutnya di surat Al Baqarah: 219 yang artinya "Mereka bertanya kepadamu soal khamr dan judi. Katakanlah, pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, namun dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". Disini baru membandingkan manfaat yang sifatnya sementara dengan mudharatnya. Setelah itu turun lagi ayat berikutnya (An Nahl:43) yang artinya "Hai orang-orang yg beriman, janganlah kamu mendekati (melaksanakan) shalat sedangkan kamu dalam keadaan mabuk, sampai kamu mengetahui apa yang kamu ucapkan". Nah, pasca turunnya ayat itu, para sahabat" pada waktu itu mulai mengatur jam mabuknya supaya kalo datang waktu sholat, mabuknya dah ilang. Dengan turunnya ayat ini, mereka mengerti bahwa khamr diharamkan pada waktu sholat. Setelah ayat tersebut, barulah diturunkan ayat yang secara tegas melarang khamr dalam surat Al Maidah:90 yang artinya "Hai orang-orang beriman, sesungguhnya khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan". Subhanallah..:)

Yah., itu ajalah yang sementara bisa aq critakan kembali dilengkapi dengan materi dari sumber” terdekat. Maaf tulisan diatas adalah cerita dari orang yang masih awam dalam mendalami ilmu agama. Lebih detilnya silahkan hubungi ustadz terdekat. Selamat berpuasa kembali.. smoga puasa tahun ini bisa mempertebal kembali keimanan dan ketaqwaan kita bersama. Amien.... :)

*toew..oew..oew.., ternyata panjang juga yah..hihihiii..maap..